Diberdayakan oleh Blogger.
RSS

Resensi Film Alangkah Lucunya Negeri Ini


JUDUL FILM                 : Alangkah Lucunya Negeri Ini
PENGARANG               : Musfar Yasin
PRODUSER                  : Zairin Zain
TAHUN PRODUKSI       : 2010 
DURASI                        : 01:42
NAMA PEMAIN           : Reza Rahardian, Deddy Mizwar, Slamet Rahardjo, Jaja Mihardja, Tio Pakusadewo, Asrul Dahlan, Ratu Tika Bravani, Rina Hasyim, Sakurta Ginting, Sonia, Teuku Edwin

Film Alangkah Lucunya Negeri Ini adalah hasil kolaborasi antara penulis Musfar Yasin dan sutradara Deddy Mizwar yang bercerita tentang nasib anak-anak jalanan yang juga menjadi tanggung jawab kita semua. Film ini sarat akan kritik dan saran terhadap perlakuan pemerintah kepada anak-anak jalanan di Indonesia. Film ini mengandung makna anti-korupsi.
Film ini merupakan sebuah karya yang ditulis oleh Musfar Yasin, seorang penulis sekenario film asal Indonesia. Musfar Yasin lahir di Lombok, Nusa Tenggara Barat pada tahun 1960. Ia beralih dan belajar menjadi penulis skenario pada tahun 1986 di Sanggar Kerja TVRI Yogyakarta,  karena ia tidak sempat menyelesaikan skripsinya di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, UGM. Ia berhasil meraih juara 2 Dalam Festifal Film Indonesia 2005, masing-masing untuk skenario terbaik kategori layar lebar (Ketika) dan skenario terbaik kategori cerita berseri (Kiamat Sudah Dekat). Sebelumnya pada Festival Film Bandung, Ketika juga meraih penghargaan sebagai skenario terpuji. Hasil karya-karya lain dari Musfar Yasin yaitu, Get Married (2007), Naga Bonar (Jadi) 2 (2007), Karena Hidup adalah Cobaan, Perempanerempuan, Bukan Superman, Apa Kabar Bangsamu, Lantaran Cinta Kami (1986).
Sejak lulus S1, hamper 2 tahun Muluk belum mendapatkan pekerjaan. Meskipun ia selalu gagal untuk mendapatkan pekerjaan, ia tidak pernah berputus asa. Suatu hari di pasar, ia bertemu dengan pencopet yang bernama Komet. Komet membawa Muluk ke markasnya, lalu memperkenalkannya kepada bos pencopet yang bernama Jarot. Muluk kaget karena di dalam markas pencopet itu banyak anak-anak yang seusia dengan Komet dan berprofesi sama yaitu, pencopet.
Akal Muluk berputar dan melihat peluang yang ia tawarkan kepada Jarot. Ia meyakinkan Jarot bahwa ia dapat mengelola keuangan mereka, dan meminta imbalan 10% dari hasil mencopet, termasuk biaya mendidik mereka.
Usaha yang dikelola Muluk kini membuahkan hasil, namun di hati kecilnya, Muluk tergerak untuk mengarahkan para pencopet itu agar mau mengubah profesi mereka. Dibanru oleh kedua rekannya yang sama-sama sarjana, Muluk membagi tugas untuk mengajarkan agama, budu pekerti, dan kewarganegaraan.
Film ini merupakan film yang dikemas menggunakan bahasa yang lugas. Film ini mencerminkan kehidupan nyata di Indonesia dan merupakan kritikan yang disampaikan dengan percakapan yang ringan juga lucu. Film ini cocok untuk ditonton oleh seluruh kalangan. Kekurangan dari film ini yaitu, hanya menonjolkan kehidupan di Jakarta, padahal banyak kejadian di luar wilayah Jakarta yang mungkin lebih lucu lagi. Film ini seolah menganggap wira usaha itu terkesan kurang terhormat. Contohnya saja pilihan wira usaha yang dipilih oleh tokoh Muluk adalah beternak cacing yang jelas masih kalah menarik dengan pilihan lainnya. Padahal ada beberapa peluang lain yang jauh lebih menguntungkan, seperti membuka kios dan membuka cetak atau sablon.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar