selamat pagi, pak, selamat pagi bu, ucap anak sekolah
dengan sapaan palsu. lalu mereka pun belajar
sejarah palsu dari buku-buku palsu. di akhir sekolah
mereka terperangah melihat hamparan nilai-nilai mereka
yang palsu. karena tak cukup nilai,
maka berdatanganlah mereka ke rumah-rumah
bapak dan ibu guru untuk menyerahkan amplop
berisi perhatian dan rasa hormat palsu.
sambil tersipu palsu dan membuat tolakan
tolakan palsu, akhirnya pak guru dan bu guru
terima juga amplop itu sambil berjanji palsu
untuk mengubah nilai-nilai palsu dengan
nilai-nilai palsu yang baru. masa sekolah
demi masa sekolah berlalu, mereka pun lahir
sebagai ekonom-ekonom palsu, ahli hukum palsu,
ahli pertanian palsu, insinyur palsu.
sebagian menjadi guru, ilmuwan,
atau seniman palsu. dengan gairah tinggi
mereka menghambur ke tengah pembangunan...
dengan sapaan palsu. lalu mereka pun belajar
sejarah palsu dari buku-buku palsu. di akhir sekolah
mereka terperangah melihat hamparan nilai-nilai mereka
yang palsu. karena tak cukup nilai,
maka berdatanganlah mereka ke rumah-rumah
bapak dan ibu guru untuk menyerahkan amplop
berisi perhatian dan rasa hormat palsu.
sambil tersipu palsu dan membuat tolakan
tolakan palsu, akhirnya pak guru dan bu guru
terima juga amplop itu sambil berjanji palsu
untuk mengubah nilai-nilai palsu dengan
nilai-nilai palsu yang baru. masa sekolah
demi masa sekolah berlalu, mereka pun lahir
sebagai ekonom-ekonom palsu, ahli hukum palsu,
ahli pertanian palsu, insinyur palsu.
sebagian menjadi guru, ilmuwan,
atau seniman palsu. dengan gairah tinggi
mereka menghambur ke tengah pembangunan...